Peristiwa Kopi – Kamus Bahasa Kopi
Peristiwa Kopi
/1/
sebelum tidur saya tidak lupa
berdoa diakhiri minum kopi
saat tidur saya tidak lupa
membangun mimpi; jamuan minum kopi
saat bangun saya sadar
kasurku beraroma basah kopi
/2/
sesekali teguklah segelas air bening
agar komposisi kopi beredar lancar
di tubuh puisimu
sesekali teguklah segelas puisi
agar kewarasan selalu mengalir
dalam kepalamu
sesekali teguklah segelas kopi
agar kejernihan merenangi bening
air dalam sungai di tidur kepalamu
Purwokerto, 2018
Kamus Bahasa Kopi
kopi adalah biji-biji
ranum sebagai mata
hari dipetik
dengan jari tangan
menggenapi
genggaman
pada awal perjumpaan
di akhir panen
serbuk jatuh dalam gelas
bening menggumpal
hitam mata
Purwokerto, 2018
Dzikir Ikan
aku tak perlu
melafal apapun
pada bening udara
lewat kepak sirip
menenggelamkan diri
berdiam dalam rongga
air mengambangkan
nama-namamu
Purwokerto, 2018
Kalimutu
[1]
matahari pagi,
warna kelimutu
terbit di paras
tenggelam di matamu
membuat rindu tak perlu
mempersoalkan arah kiblat
dan lima warna di tubuh
telagamu
[2]
ingin kulukis lagi
kelimutu di tengkukmu
seperti waktu itu;
malam diresmikan hujan,
dingin; tangan menyusup punggung,
lampu-lampu jalan; berkedip
di mata dan bibir kita;
sibuk melerai
pertengkaran kosong
kata-kata.
Purwokerto, 2018
Gunting dan Perekat
aku belum mengajari
cara memegang gunting,
rupanya dia belajar
pada waktu
sendiri.
aku belum menjelaskan
fungsi perekat,
tapi dia sambung suwiran
suwiran sejarah
di keningku
Purwokerto, 2018
Posterior
siapa pun
tak boleh alpa
membayar denda ñkerinduansebagai hak paling asasi
setelah hujan melepas diri
dari kamus bahasa
dan cuaca
Purwokerto, 2018
*) Teguh Trianton, lahir di Purbalingga, bermukim di Purwokerto,
aktif di Komunitas Beranda Budaya (Purwokerto), pernah bekerja
sebagai jurnalis dan guru. Menulis puisi dan prosa di sejumlah
media. Buku puisinya yang telah terbit berjudul Ulang Tahun
Hujan.
[1] Disalin dari karya Teguh Trianton
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Kedaulatan Rakyat” Minggu 30 Desember 2018