Keesokan harinya, Dea menemukan alat perekam Alena tergeletak di meja teras, menindih selembar kertas bertuliskan: Aku [...]
Baca selengkapnya »“Ibu bisa masuk daftar hitam di radio itu.” “Ah, Dea, mau daftar hitam atau daftar ungu, [...]
Baca selengkapnya »Mobil membawa mereka memasuki gerbang yang sudah begitu dikenal oleh Dea. Matanya langsung tertumbuk pada barisan [...]
Baca selengkapnya »“Dea, coba tebak?! seru sang penulis suatu hari, sambil berlari-lari masuk ke ruang kerja. Saat itu [...]
Baca selengkapnya »Sang penulis tertawa, lalu mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya. “Aku janji! Sumpah! Dea tak bisa [...]
Baca selengkapnya »Ketika membuka pintu rumah, Dea sedikit kaget melihat penampilan sang penulis hari ini. Kaus turtleneck putih [...]
Baca selengkapnya »Dea tertawa lagi. Penulis tua ini memang penuh imajinasi. Dea juga tak luput menyadari bahwa sekarang [...]
Baca selengkapnya »Dea menghela napas lega. “Saya…,” dia terdiam sesaat, lalu dengan mantap melanjutkan, “tidak punya, Bu.” Sang [...]
Baca selengkapnya »Dea menarik diri saat dilihatnya sang penulis berbalik menghadap ke arahnya, sambil berbicara di telepon. Bagaimana [...]
Baca selengkapnya »Rumah itu lengang dan amat mengancam kala dilihat dari luar. Ada pohon mangga di halaman depan [...]
Baca selengkapnya »