“Halo?” Lagi-lagi tak ada jawaban, setelah kuikut diam menunggu jawaban si penelepon. Waktu aku mau mematikan, [...]
Baca selengkapnya »Kubuka lemari pakaian Shota, ada kardus berwarna putih di bagian atasnya. Kardus itu sudah berdebu, jadi [...]
Baca selengkapnya »Ia kembali menoleh ke arahku, menatapku, kali ini lebih ramah. “Jangan panggil aku Nyonya Hajime, aku [...]
Baca selengkapnya »Sebelum beranjak dari tempat tidur, aku tersadar tubuhku diselimuti selimut tebal berwarna cokelat. Aku tidak ingat, [...]
Baca selengkapnya »Yang bisa aku harapkan hanya Shota bersedia untuk menceritakan padaku isi pembicaraan itu. Tidak sampai setengah [...]
Baca selengkapnya »Cepat–cepat Shota menghilang dari sampingku, melepaskan genggaman tangannya dan bergabung dengan kerumunan di depan sana. Ia [...]
Baca selengkapnya »Mataku terpaku ke arah kotak persegi di atas tempat tidurku. Kotak persegi dengan warna krem itu [...]
Baca selengkapnya »“Do, aku kan sedang serius konsentrasi. Kok, kamu gangguin.” “Konsentrasi apa, sih, Mbak?” ledek Edo. Anak [...]
Baca selengkapnya »Jujur saja, aku suka Shota, secara umum. Ia orang yang tidak banyak bicara, tidak banyak mengeluh. [...]
Baca selengkapnya »Menikahlah denganku, kalau begitu! Kenyataannya memang aneh, namun begitulah yang ia ucapkan padaku enam bulan yang [...]
Baca selengkapnya »