Selepas latihan biola, hendak pulang, aku menunggu bus Transjakarta. Bangku termenung di halte dikuasai tukangojek. Melawan [...]
Baca selengkapnya »Dia duduk mencangkung di pelataran kamp itu. Bersama puluhan tahanan lain. Menunggu pembebasan. Bersandal jepit. Angin [...]
Baca selengkapnya »LIMA puluh tahun…! Rentang waktu sepanjang itu tak membawa perubahan di sini. Jembatan yang terbuat dari [...]
Baca selengkapnya »Febri yang baik, Pelupuk mataku hangat. Basah hidungku. Kau bilang aku tak peka. Engkau juga seperti [...]
Baca selengkapnya »Hatiku teduh. Dia kelihatan tenang. Cuma matanya saja yang terus memandangiku dengan ganjil. Seakan aku ini [...]
Baca selengkapnya »”Dreilandpunkt. Drielandpunt. Aux Trois Bornes.” Dengan lafal yang ganjil, aku terbata-bata membacakan kata-kata yang terpatri di [...]
Baca selengkapnya »Las, Sesungguhnya aku ingin tak henti-hentinya menulis kepadamu, tetapi kalaupun yang ini menjadi penutup tumpukan surat-surat [...]
Baca selengkapnya »Pucuk cemara sudah merunduk menyongsong malam. Yang menunggu penjemputan sudah meninggalkan pekarangan dengan puji syukur setinggi [...]
Baca selengkapnya »