Penyesalan – Hari Libur – Sepasang Kekasih – Hujan dan Dingin
Penyesalan
malam mulai tumpah saat tuah dirapalkan
dan bulir-bulir keringat bercucuran dari
lambung yang tertikam tombak para prajurit
di tepian kitab kita mengetahui
para prajurit mengelabui diri sendiri menyaksikan
si pengkhianat tergantung menyesali
lambung itu yang tak mungkin pernah mati
2015
Hari Libur
pada sebuah hari libur buku dan kutu mulai
berjamur
menandakan tubuh lesap diisap jemu hingga
menjelang subuh
musuh menyelinap masuk di sela jendela depan
rumahmu
yang abai kau perhatikan setiap menjelang lelap
2015
Sepasang Kekasih
sepasang kekasih adalah kita
tersekat garis imaji
memegang setiap kesedihan; sangat presisi
detak jantung mulai melambat
di kala berbagai kisah datang merapat
menyepuh reribuan air mata ke bibirmu, tipis
2015
Hujan dan Dingin
hujan dan dingin jadi teman sejati
menjalarkan kesepian di saat sendiri
ketika penolakan dari rumah penginapan
menetapkan setitik harapan tentang penebusan
hujan dan dingin di malam hari
memanggil bintang dari ujung timur
saat para raja menghaturkan sesembahan
;emas, kemenyan, dan mur wujudnya
di kala siang datang nafsu dan kuasa saling buru
sembari mengharapan mentari datang
di malam penuh teriakan untuk menjadi juru damai
yang paling pandai merasai rasa sakit di ujung salib
2015
Buku dan Peluru
buku adalah peluru
ujarmu di kala sendu
kancing bajumu belum
jua kau pasang saat mentari
menyapa kulitmu yang lusuh
kau lupa bagaimana
cara membaca buku dan
menembakkan peluru ketika
duka dan lara menyergapmu begitu lugu
2015
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Atanasius Rony Fernandez
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Media Indonesia” pada 15 Februari 2015