Harapku – Nocturnal – Kidung Sore
Harapku
harapku dari cemasku yang berlebihan
adalah perwujudan rasa
tak pernah bisa dilihat
mata
namun kekuatan rasa
hanya bisa kau rasakan dengan hati
saat sunyi benar-benar
telah merasuk jiwa
pada langit membiru
`ku bentangkan segala asa
dan rasa ini
agar terus membiasa
hingga cakrawala jingga hadir
menuansakan senja dengan rona binar
mendamaikan kalbu
masih dengan senandung
tembangkan kidung sunyi
dalam damai jiwaku
yang ingin mendamaikan jiwamu
dengan aksara tak sempurna
hanya kau yang bisa mencernanya
sebab kurangkai
hanya untuk kau mengerti
selebihnya
aku akan tetap berdiri
melangkah
dengan kekuatan rasa yang kumiliki
kujaga hingga akhir nanti
Jakarta, 2015
Nocturnal
derit pintu kayu menahan tangisku:
–jangan! katanya
aku tak boleh memburu kunang-kunang
lalu angin pekat menerobos lubang jendela dan
berkata:
–emi, tersenyumlah
jangan kau habiskan air mata malam ini–
sejenak mengiyakan pinta angin
maka berdiam-diamlah
berlalu meletakkan sunyi
dalam hening mengeja kata-kata
(malam kian temaram
sehelai daun melayang)
akulah sunyi
adalah rasa
adalah teriak!
Jakarta , 30 Maret 2015
Kidung Sore
ah, senja yang kunanti mulai merona di kaki langit
sebentar lagi jingga lembayung
sunyi tetaplah sunyi yang harus kujaga
bertahta dalam jiwaku karenamu
sunyi bercinta dengan temaram senja
di pinggiran barat Jakarta
sunyiku setia pada senja meranum
bersenandung berkidung
Cengkareng, 25 Agustus 2014
Rujukan: