Harap-Harap Cemas 2016
Tahun 2015 telah berlalu
politik Indonesia dipenuhi riuh dan gaduh
Sebagian bisingnya menyisakan cemas
merambat laju sampai ke 2016
Mulai puluhan target RUU diproyeknas
lalu siapa pengganti kursi DPR jadi kursi panas
Isu reshufle memicu perubahan fundamental
arah dan biduk koalisi serta pekatnya logika transaksional
Sengketa partai yang tak kunjung jelas
tanpa peluruhan egois serialnya memanjang di 2016
Apakah politik tahun ini akan dituntun akal sehat
atau masih akan bergantung kepentingan sesaat
***
Sungguh merugi hidup bangsa,
jika energi habis tumpah mengurus gaduh politik yang durhaka.
Kita perlu belajar dari sejarah yang begitu jelas,
mangurangi gaduh politik yang kerap tak berkelas.
Tahun 2016 rakyat butuh bukti,
bahwa politik tidak abai dan tuli.
Mereka yang dipilih dengan suara,
jangan belagak lupa menggunakan mata dan telinga.
terbelenggu oligarki dan godaan duniawi.
Kegaduhan di 2015 pekat intrik elit,
begitu sedikit memperjuangkan kepentingan publik.
Celakalah pejabat yang menunggangi negara,
kiprahnya jauh dari bijaksana,
2016 harus jadi tahun keadaban, mengabdi bukan mencuri,
pengorbanan daripada pembebanan.
[2] Pernah tersiar di Metro TV pada 6 Januari 2016