Senja di Kartu Pos
di selembar kartu pos lama
kulihat senja dan pepohonan
berbagi kenang tentang kita
lalu dikirimnya risik daun
juga desau angin
dan sepotong lagu
di selembar kartu pos lama
kutemukan sebaris rahasia
tentang cinta
Surat Sahabat
apakah di kotamu senja sudah luruh
dan sembunyi di balik mendung?
kalau mendung membawa hujan
jangan lupa kirimkan nyanyi senja
kepada anak-anak jalanan
yang tubuhnya basah
menahan dingin
menahan lapar
apakah di kotamu senja sudah luruh
bersama hujan?
tidakkah kau tanyakan
ke mana anak-anak jalanan itu
membawa dingin
dan laparnya?
Dalam Hujan
Ingin kutulis dalam hujan
kata-kata yang semalam
membangunkan tidurku
dan bercerita tentang mereka
yang kedinginan di trotoar kota
Ingin kutulis dalam hujan
tentang anak-anak
yang membiarkan mimpi
dan angan-angannya
basah bersama malam
Ingin kutulis dalam hujan
gelisah napas mereka
yang tersia
tak berdaya
Bertanya pada Hujan
Cobalah tanyakan pada hujan
Apakah dia mau menemani kita
Menikmati teh hangat di sore ini
Seraya berbincang tentang angan
Serta rindu yang tersisa
Cobalah tanyakan pada hujan
Seberapa lama dia membebaskan kita
Membuka semua kenangan lama
Dan, membiarkan gebalau resah
menunjam ke jiwa
Cobalah tanyakan pada hujan
Apakah dia menyimpan rahasia kita
Lupa
Rasanya kita pernah bertemu
pada suatu waktu.
Tapi lupa, entah di mana.
Mungkin dalam galau jalanan?
Atau di risau malam yang tak mampu
menahan kelam?
Detak langkahmu masih kukenal,
seperti dulu selalu mengajakku
mengeja bayang-bayang
dan rahasia, yang membekas
di dinding-dinding kota.
Ya, rasanya kita memang pernah bertemu
pada suatu waktu
Maafkan kalau kini aku lupa
menyapamu.
Burung Punai
Kurindu burung punai
Melintasi hujan renyai
Membawa kenang
Menjelang petang
Terbang-terbanglah punai
Sayup ke mata tak sampai
Tempat harapku lunglai
Sia-sia menggapi
Kurindu burung punai
Kurindu hujan renyai
Kurindu masa kecil
Mimpi tak berakhir
Kucari Kau
kucari kau
dalam risau
dalam diam
dalam kelam
dalam senyap
langkahku tergagap
kucari kau
di sunyi bengkalis
di riuh yogya
kucari kau
di rintih tangis
di riang tawa
kucari kau
dalam desah
debar dada
kucari kau
dalam pasrah
khusuk doa
kucari kau
dalam kembara
kucari kau
di getar rahasia
Sutirman Eka Ardhana: lahir di Bengkalis Riau, 27 September 1952. Pengajar di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Akademi Komunikasi Yogyakarta.
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Sutirman Eka Ardhana
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Minggu Pagi” 7 Februari 2016