Karena Tanjungkarang – Ingin Jadi Asap di Ujung Rokok – Ketika Aku Pohon, Kau Ingin Jadi Taman – Sebab Pohon – Kepalaku dalam Kepalamu
Karena Tanjungkarang
karena tanjungkarang tak lagi ramah
kini biarlah kota yang telah menanam
ariariku
hanya kenangan, cukup untuk kuingat
meski kelak membawa usiaku
jadi humus jadi lumut jadi sampah
dan petugas kebersihan mengangkut
pada pagi
menuju bakung atau pantai telukbetung
bertumpuk lalu dilayarkan
usiaku jadi perahu dan ke bandar-bandar
ia akan sandar – ke dermaga dermaga
ia ucapkan luka; kota yang pada, jendela
mobil melambai. sulit mencari sampai,
usia selalu ditelikung di jalan
kalau tanjungkarang sudah tak ramah
menerimaku
cukuplah ariariku yang ditanam ayah
kelak hanya sebagai sejarah…
Ingin Jadi Asap di Ujung Rokok
ia ingin menjelma jadi asap
di ujung rokokku
agar terbang dan menari
ke udara juga imajiku
sebagai pedansa di lantai licin
di peluk ujung rokok
di puntung jalan itu
ah, tak kucari kotak lain
nama yang dulu
selalu kurindu
kuisap seluruh asap!
Ketika Aku Pohon, Kau Ingin Jadi Taman
ketika kusebut ingin jadi pohon
kau pun mengatakan mau jadi taman
di bumi yang tak ada lagi surga
kita pun tumbuh dan subur
dari jutaan kutuk
serupa ular di kebun yang lain
aku ingin jadi pohon, kataku
aku adalah tamannya, ujarmu
lalu pohon dan taman
berkawin hingga hilang
Sebab Pohon
aku tahu, sebab pohon
kau pun dipanggil taman atau hutan
lalu para pencari cinta menjadikanmu
tempat bertemu dan mengais udara
di ceruk paling kelam, kalian himpun
masa datang dan pertikaian
hingga petaka berulang
Kepalaku dalam Kepalamu
dari air dan tanah aku menjadi
meninggikan batang
melebarkan ranting
ke langit tinggi
ke luas bumi
dan kakiku hunjan ke ulu tanah
jadi perisai jadi pemisah
membendung segala air
jika hendak jadi bah
bermula dari tanah, air yang
menghidupkan. udara menguatkan usia
ke tinggi langit
ke ruangruang bumi
ke kedalaman jiwa!
kau sebut apa aku
jika hidupmu dalam genggamku
ketika bandang, topan, puyuh
lindu bertamu?
aku tetap pohon
betapapun kepalaku
ada dalam kepalamu