Kaidah Burung Merpati – Tangisan Bumi – Doa Burung-Burung – Bukan Aku tak Mampu Berpuisi
Kaidah Burung Merpati
Sayap burung merpati
Terbang di antara bait mimpi
Mendayu hembusan angin
Tersipu belaian luka
Dia
Adalah wajah para penyair
Bertapa di bawah langit
Menyabda mendung menjelma hujan
Dia
Adalah haluan para pendeta
Meratap ranting pepohonan yang
Kering dan kacau
Dia
Adalah penikmat setiap musim
Tangisan Bumi
Hari-hari tampak silau
Sinar matahari menjelma bumi
Pepohonan kering dan gersang
Keajaiban tak lagi ada
Barisan malaikat bernyanyi:
Dunia ini indah sekali
Dengan beribu-ribu kemewahan
Padahal hamba tertusuk duri
Keji
Janji-janji tak ditepati
Melahirkan kebencian
Menumpahkan pengkhianatan
Tanah-tanah pun menangis tanpa air mata
Berharap hujan menjadi mata airnya
Doa Burung-Burung
Burung-burung bernyanyi
Merenung butiran mimpi
Di antara keringnya pucuk dedaunan
Berharap benih kan ditanam
Jangkrik-jangkrik tertidur pulas
Sebelum bayangan gelap datang
Sang penyelamat masih sembunyi
Di antara asa dan abdi
Burung-burung terus bernyanyi
Menunggu pergantian musim
Bukan Aku tak Mampu Berpuisi
Bukannya aku tak mampu
Melukis puisi indah
Di kala air laut tak lagi tenang
Aku sedang kesal
Raib mentari tertutup awan
Hujan banjir basahi bumi
Semuanya adalah nikmat
Segalanya adalah laknat
Bagi mereka pemuja hujan