Ode untuk Emak – Gagal Sembunyi
Ode untuk Emak
Yang lebih meringis dari luka dibalur cuka
Adalah air bah pada jendela matamu
Yang turun sebab dirundung duka
Yang terasa pahit macam jamu-jamu
Mak,
Yang lebih indah dari barisan puisi
Adalah segala hasil sulaman tanganmu berikut sebakul nasi
Dari pagi hingga senja hari
Mak,
Yang lebih tabah bukan hujan bulan juni macam puisinya Sapardi
Itu adalah engkau yang serupa nadi
Yang tanpamu, aku tak jadi
Mak,
Aku ingin menjadi daster lusuh yang sering kau kenakan
Yang katamu itu nyaman
Agar bisa ku peluk engkau dalam berbagai keadaan
Agar menjadi penggurat lengkung senyuman
Dalam hatimu juga halaman wajahmu
Gagal Sembunyi
Hatiku gagal sembunyi
Di balik suara-suara pengamen yang tengah bernyanyi
Hatiku berhasil ditemukan
Dibalik kata-kata puitis yang meringis
Hatiku gagal sembunyi
Dari jalanan sunyi
Yang biasa kita lewati dari senja hari sampai lampu-lampu kota menyinari
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Nita Hardika
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Pikiran Rakyat” edisi Minggu 28 Agustus 2016