Ar Rahiim
Yang membuatnya begitu kokoh
adalah kasih sayang
Melindungi nuthfah hingga menjadi darah
Merawat dengan tabah maka jadilah mudghah
Selanjutnya tulang belulang hingga ditiupkan ruh
Di dalam rahim manusia benar-benar dipersiapkan
Dan lahir dan menangis dan bodoh dan dzalim
Dan bernafas dan lupa bagaimana caranya bersyukur
Padahal sebelumnya telah bersaksi dan berjanji
Yaa Rahiim
Durhakaku pada catatan peristiwa di masa lalu,
hapuskan
Dosaku, sucikan
Sujudku, kabulkan
Ibuku, muliakan
2015
Perjalanan ke Bagdad
nanti, kamu ke sana jangan sekadar pemelesir
memang, sebagian besar buku sudah musnah
hanyut. tenggelam di tigris. hangus. terbakar. miris.
mongol pelakunya. tapi itu kota,
tentu saja masih simpan itu sejarah
fakta kehancuran juga realita kegemilangan.
anakku, tentunya ibumu telah bercerita tentang harun ar
rasyid
nanti, kamu ke sana, jangan sekadar jalan-jalan saja
2016
Tentang Kemenangan Berikutnya
”kita tidak lahir dari buku-buku sejarah dan cerita para guru
di sekolah,”
katamu sambil melipat kembali penunjuk arah yang ber
serakan
di dalam peta. sepasang mata coklatmu lindap, menancap
pada reranting kering di penghujung musim dingin. lalu lirih
kau berbisik, entah kepadaku,
entah kepada angin. katamu: masih
ingatkah kau akan perebutan
konstantinopel? di sekolah-sekolah turki, mereka akan
bilang itu adalah kegemilangan
kaum muslimin. di waktu yang sama, di sini, orang-orang
balkan akan mengajarkan
ke anak-anaknya tentang runtuhnya kota besar kristen
secara tragis.
dan kita, tak berhenti memperdebatkannya.
matahari di sofia masih samar sebab salju di puncak vitosha
masih merajalela. angkuh dan perkasa. menebar dingin
anpa
umpama. tiba-tiba saja kau merobek peta. katamu: kita
hanya perlu
melangkah. saat angka-angka kalender semakin ringkih
untuk menceritakan
peristiwa kepada bayi-bayi yang lahir kelak. media. semua
ini salah media!
aku merasakan marah mengalir di darahmu. seperti
terwarisi amarah
yang mengalir di darah para pejuang thrakian*). selain
media, kau juga menyalahkan
kapitalisme. pemenang perang. perusak identitas orang-
orang balkan. katamu: dulu
kami percaya sosialisme akan menjadi pesaing utama
sistem yang hari ini berkuasa.
kelak, kami akan merampas media dan akan menyuarakan
tentang sama rasa
sama rata ke seluruh dunia. tapi apa nyana,
orang-orang balkan
hari ini harus tunduk dengan demokrasi bentukan mereka.
dari banya bashi**), sayup-sayup kudengar suara adzan.
katamu: pergilah bersembahyang. katakan pada tuhanmu,
kita tak mau lagi ada perang.
aku tersentak. nyaris saja kehilangan diksi yang sudah
bersiap
di kerongkongan. aku undur diri, kataku: ya, kemenangan
berikutnya
akan diraih tanpa peperangan.
2016
*) thrakian: suku asli yang mendiami tanah bulgaria semenjak ratusan tahun sebelum masehi sampai akhirnya terusir oleh pasukan roma (alexander agung) di abad 1 masehi.
**) banya bashi: nama masjid yang terletak di tengah kota sofia, ibukota bulgaria yang didirikan dimasa kekhalifahan turki utsmani. sampai hari ini menjadi satu-satunya masjid yang kota sofia yang masih digunakan untuk beribadah umat muslim di bulgaria.
*) Pay Jarot Sujarwo, Lahir di Pontianak, 5 Juli 1981. Berproses kesenian, sastra dan teater di Yogyakarta. Saat ini mengelola penerbitan di tanah kelahirannya, menulis 15 judul buku baik sastra (puisi, cerpen, novel), maupun buku-buku traveling. Hobby traveling telah mengantarkannya mengelilingi beberapa negara di Eropa dan Asia.
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Pay Jarot Sujarwo
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Kedaulatan Rakyat” edisi Minggu, 11 September 2016