Tanda Baca
🙁
tiang lampu berdiri
depan rumah kayu
tertunduk lesu
suami
cemas menunggu
mulut pintu
akan menyala
lugu
gigi dalam iklan pastagigi
putihnya palsu
tentu ketika istrinya
dari balik petang
membawakannya
sekeranjang bimbang,
emosi yang gampang
sekehendak hati,
sebuah buku baru
kiat memadamkan cahaya
merubuhkan tiang lampu
Mertua, 2016
🙂
kabar bahagia
perjaka
punya debar rahasia
tak butuh bertanya
sepasang mata
pada tanda titikdua
ditahannya luap laut luka
sungai tawa
berjumpa di muar
berdiam di balik payudara
tuna sebatang rusuk bengkoknya
sebuah nama
perlu ditanya kelaminnya
akan lengkungkan tutupkurung
bibirnya yang lama cekung
pasang matanya yang murung
nama itu berasal dari jiwanya sendiri
kepadanya juga mencari
napas separuhnya lagi ruh
kabar tersampaikan sungguh
gulita lumpuh
terbit cahaya subuh.
Mertua, 2016
:-S
kota lupa
gulita
masih carut
kita
pekatnya
tawa
pesta-pesta
luka
jua alpa
kau juga lupa
dan bibirmu
berbusa
Mertua, 2016
<3
menjelma angka-angka
dikirimkan sinyal seolah melayang di udara
kuterima di mesin-mesin tunai
macam apa yang kau semai
tak mampu membalas angka dengan angka
kusediakan kulah bagi rintik le-
hujan senja
hingga tak terasa mata merah saga
mengapung ikan-ikan bere-
di dalamnya
wajahmu tak ubahnya seekor katak
ke dalam benak
yang berupa nominal
hatiku yang lautan
terhitung berat tak terukur kedalaman
angka-angka
tak bisa membeli pulsa
bekal menyapa
siang, sore, malam
’sayang sedang apa?‘
pesan kukirimkan
udara yang sama
yang sama,
jadulku menyapa
pintarmu dengan tanda <3
memberi jarak
hatimu yang mengukur
Mertua, 2016
:-*
bibir Khidir di kening Musa
berpisah, kepadamu
takzim sebenarnya.
berkata:
kekasih
kini mengerti
punya sepasang mata
bisa saling berpandangan
jendela-jendela jiwa.
kita hanya angka
cinta
dekat daripada
leher kita sendiri
detakku dan jantungmu
pada dada yang sama.“
kau berangkat
Khidir menatap
kaki Musa yang mulai berangkat
keyakinan kuat.
berkata (dalam hati):
sebenarnya tidaklah abadi
jejak di keningmu
pernah fana.“
Catatan Admin Klipingsastra:
Judul “Tanda Baca” pada halaman ini sejatinya adalah hanya sebagai pengganti di halaman online, pasalnya judul asli dari pengarang, yaitu tanda 🙁 🙂 :-S <3 dan :-* tak bisa diinput sehubungan kendala teknis. Mohon maklum, dan terima kasih.