Bunga Tidur – Aksara Malam Sabtu
Bunga Tidur
Ketika malamku dibawa lari oleh segerombolan aksara
Gelap tak lagi miliknya
Ketika rindu akan lelah menggelayut pada kantung mata
Mimpi kemudian menjadi nyata
Ketika tidur menyemai bunga-bunganya
Sisi gelap bulan tak lagi bercahaya,
hingga bintang di ufuk timur menjemput berganti cerita
Aksara Malam Sabtu
Biar angin!
biar saja untuk lelap untuk tidur,
biar saja pantai dnegan buih, biar sungai dengan deru,
biar malam dengan aku
Menyelam aku, bukan di buih
bukan di deru.
di aksara malam sabtu,
biar saja aku ramai. tidak sepi.
sampai menepi biar berlabuh
Biar akasara terjebak dalam kata,
biar malam lolos dalam makna
Aksara Malam Sabtu (2)
Lagi yang tidak biasa
Bukan tanya berbalut sangka tentang apa mengapa
Itulah cita yang pernah berjumpa peluh juga asa,
antara aku dengan dia, kini disimpan untuk ditata, dalam kidung semesta
Bahtera kita kayuh, menggiring dua buah dari hati yang tersangkut dalam riuh,
menuju hidup
dalam firdaus tanpa keruh
Melirik malam ditelan subuh, menunggu hari agar aku bisa jatuh,
di tiap malam di atas ranjangmu
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Jagad Wijaksono
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Pikiran Rakyat” edisi Minggu 9 Oktober 2016