Sepahit Kopi – Pagi yang Dingin – Terasing
Sepahit Kopi
hemparan masa terpampang mengernyit
sesempit ejaan sepahit kopi seduhan jemarimu
peristiwa kehidupan berjalan bertubuh legam
adakah kenangan bertubuh tenang
adakah pesan sampai di waktu berkesan
teropong ini kulekatkan pada mata
memandang jauh memasung panorama
bayangan membantu membusung lengang
warna-warni kuncup mengecap lelap
di ujung mata memandangi warna-warni yang kelam
Pagi yang Dingin
dinginnya pagi ini mirip tatapan matamu
banyak tanya hendak kutuang di kopi sisa minumanmu
lalu kuhidangkan kembali padamu
sepatah kata tak mampu kulepas
menawar luka yang kita gores
di rummah yang melelh kecemburuan
Terasing
tersiar kabar riwayat negeri tumbuh kembang mimpi
melumat janji menjarah segenggam fitrah
pun padi yang mulanya pongah merunduk
serendah tiupan peramu puisi fakir
pada menara gedung yang paling tinggi
setinggi layang-layang yang benangnya putus
berlari bilamana angin memberi restu
Aswita Simarmata, lahir 4 Agustus 1992. Menyukai dunia literasi khususnya puisi dan cerpen. Kuliah di Universitas Negeri Medan Jurusan Sastra Indonesia.
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Aswita Simarmata
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Pikiran Rakyat” edisi Minggu 9 Oktober 2016