Jangan Mencari Tuhan Di Hutan – Agama – Musuh – Kapitalis
Jangan Mencari Tuhan Di Hutan
Jangan mencari Tuhan di hutan
Ketika kabut asap mengusir satwa
Karena di hutan tinggal api berkobaran
Seperti neraka, seperti neraka
Jangan mencari Tuhan di hutan
Ketika musim hujan datang
Karena hanya tinggal kejutan
Pohon-pohon tumbang jadi arang
Jangan mencari Tuhan di hutan
Setelah pohon dimasak jadi kertas
Lalu kertas jadi kitab yang disucikan
Lalu agama disiarkan keras-keras
Jangan mencari Tuhan di hutan
Karena tak ada Tuhan di hutan
Lalu di manakah Tuhan, tanyamu
Aku hanya bisa mengelus dadaku.
Kota Wali, 2016
Agama
Agama itu apakah
Kenapa seperti dijualbelikan
Dengan amarah
Bahkan dengan kekerasan
Agama itu apakah
Tolong dijawab dengan ulah
Tak usah dengan kata-kata
Yang memicu perdebatan saja
Agama itu apakah
Aku bertanya dengan gundah.
Kota Wali, 2016
Musuh
Musuhmu adalah dirimu sendiri
Tak akan bisa kau pecundangi
Dengan perang atau diplomasi
Sepanjang masa
Musuhmu menjelma apa siapa
Di mana-mana
Musuhmu akan selalu mengalahkanmu
Tanpa membuatmu merasa terkalahkan
Bahkan selalu meninabobokan dirimu
Dalam segala macam kesombongan.
Kota Wali, 2016
Kapitalis
Diam-diam negara ini menjadi kapitalis
Tanah air menjadi komoditi bisnis
Akankah rakyat harus membeli
Udara yang dihirup di negeri sendiri
Ketika muncul wabah fl u burung
Semua rakyat kau paksa berkabung
Ketika muncul hama belatung
Petani kau paksa membakar lumbung
Diam-diam negara ini menjadi kapitalis
Tak peduli banyak rakyat menangis
Dan meringis-ringis.
Kota Wali, 2016
[1] Disalin dari karya Asmadji As Muchtar
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Media Indonesia” Minggu 18 Desember 2016