Nak, Pukul Kebodohanmu
Nak, pukul kepalamu
Luka takkan kau temui
dari tanganmu sendiri
Nak, pukul mulutmu
Bicara takkan kau lukai
dari lidahmu sendiri
Nak, lupakan isi kepalamu
Ketika itu,
kau akan bahagia,
“Ibu, aku nampak lebih sehat
Melampaui tanganmu,
mulutmu, lidahmu
Atau bahkan sekujur tubuh
Namun tidak lebih,
untuk menjadi sepertimu,
yang mati-matian memukul
kebodohan-kebodohanku.”
Ibu berkata,
“Hari sudah larut. Lekas tidur.
Robohkanlah rumahmu.
Besok ibu tidak masak lagi.”
Semarang, Januari 2017