Biarkan Aku Begini Saja – Debu – Lelaki Berjanggut – Lolongan Anjing – Penjaga Bumi
Biarkan Aku Begini Saja
aku bukan batara guru. tanganku
cuma dua. tolong jangan terus mengetuki
pintuku. biarkan sebagaimana aku
membiarkanmu melenggang menyusuri
jalanmu. biarkan aku begini saja
menempuh jalan sunyi mencermati
segala hingga masuk ke jantungnya
hingga mereka tidak bersalin. tetapi
mendedahkan diri sebagaimana adanya
hingga melahirkan kata-kata berseri
membentuk baris dan bait. menggambarkan
mereka tanpa secuil pun memberi
riasan. mungkin benar yang kau ucapkan
mustahil tangis jadi nyanyi oleh kata-kata
mustahil luka jadi bunga oleh kata-kata
mustahil batu jadi roti oleh kata-kata
tapi juga mustahil hidup di luar kata-kata
hanya saja rabu siapa pun akan membusuk
kalaulah udara seperti kini kita rasakan
hari ke hari makin penuh kata-kata berdebu
hanya kata-kata yang telah diupam
hanya baris-baris dan bait-bait berseri
yang mungkin menjadikan hidup cerlang
terbang membubung meraih mimpi
Debu
aku tak punya apa pun
aku bukan apa pun
aku hanya debu
patutlah jika engkau
menepisku dan buru-buru
menutup jendela dan pintu
tapi sungguh si debu ini
tak tahu diri. ia tak henti
bersekutu dengan angin
terus berkisar sekitar rumahmu
terus menguntit langkah-langkahmu
terus memburu rambut dan rabumu
Lelaki Berjanggut
dan Berkumis Putih
ìkisah cinta ialah kisah saling menyingkap misteri,
bukan malah menebar misteri demi rasa dicintai.
tak perlu cemas gairah, kangen dan debar hilang
karena sampai kiamat pun misteri tak akan sirna,î
gumam seorang lelaki berjanggut dan berkumis
putih menembus lebat sunyi dini hari batu lingga.
perempuan dan lelaki yang pelupuknya baru akan
terkatup di tempat rehat terakhir sebelum puncak
gunung ciremai itu sontak serempak punggungnya
bangkit dari pohon dan batu sandaran. sontak pula
mereka saling menatap. kemudian beralih sama
pandang keduanya ke sudut yang lebih terang dari
tempat mereka duduk. mereka terjelengar pasi.
lelaki yang tiba-tiba bergumam itu tak ada lagi.
Lolongan Anjing
semalaman dicekik kangen dan gelisah
dada berasa diinjak-injak gajah. dan retina
berasa terus dirobek-robek kelebatan
bayangmu. dan hujan deras membuat malam
merayap serupa truk gandengan tua penuh
muatan saat menempuh tanjakan. aku pun
terpuruk remuk. aku pun hanya mampu
melolong bagai anjing diterjang batu-batu
Penjaga Bumi
gunung tidak pernah pergi
terus semadi menjaga bumi