Perjumpaan Ombak dan Pasir – Bukit Ratapan Angin – Mahaduka – Surat Cinta – Pecahkan
Perjumpaan Ombak dan Pasir
melewati gelap, merobek hitam
ombak selatan bersayap bentang biru
menghela kabut debudebu
kental di pusaran hening yang dingin
perjumpaan malam ini
pasir gemulai di sepanjang pantai, laguna
juga yang terbawa angin ke lantai pendapa
seraut wajah lebam dan mabok bulan
sepasang matanya berair mata, darah
duduk bersimpuh di dekat jasadnya
cinta yang jauh, cinta yang berdeburan
cinta yang membuatnya pucat mayat
berjumpa lagi di perbatasan malam ini
berkas sinar berpendar menelisik rumputan
di sana, kembang telon bermekaran
dalam hening dingin menggapai lautan
kisah yang belum usai, seperti patahan malam
selalu melahirkan harapan, pagi matahari
Bukit Ratapan Angin
bersimpuh setelah berjalan jauh
di tanjakan berbatu sebelum jatuh
angin merendah
dingin menyergap
dada terbelah
masih tercium bau tubuhmu Kaladote
juga membayang langkah kaki Kalijaga
manekung di antara rumputan basah
lalu gemuruh gelisah angin, bersimbah
pucukpucuk doa
merambati udara
ziarah belum sudah
di sini aku mengaduh
Mahaduka
awal kabisat
cahaya bulan
di kabut padat
Surat Cinta
– dariave
mata itu tetap tajam, bagai mata elang
bahkan ketika dibelenggu nuju tahanan
sepasang suami istri berpelukan
seperti ada ngilu dari luka yang aneh
luka yang tak ada obatnya
seperti ada nyeri di ulu hati
rasa tak rela kau harus menuju bui.
betapa cinta selalu berhimpit kebencian,
cinta selalu dihadapkan pada keberanian
menaklukkan dirisendiri,
cinta selalu bersedia dikorbankan tanpa mempertanyakan,
cinta selalu menyala meski dirajam sunyi mencekam,
cinta selalu ada dan bersama,
bahkan saat semua orang menganggapmu bersalah.
para wanita menggandeng anakanaknya, kangen ayahnya,
para buruh mengemasi perbekalannya, kangen
pacarnya,
orangorang pinggiran berduyun pulang, kangen kampungnya,
remajaremaja berhamburan ke kuburan, kangen ibunya,
tapi para pejuang akan berpamitan kepada mereka yang
dicinta,
kembali ke medan juang,
menerbitkan perjuangan di manamana.
Pecahkan
yuk pecahkan
gelasgelas kita
tumpahkan isinya
hingga basah
hingga berdarah
hingga tak ada lagi
yang tersisa
di antara kita
Rujukan: