Sajak buat Bapak – Datanglah Kau Padaku – Sajak-Sajak tentang Keinginan
Sajak buat Bapak
Seribu angin dan musim telah gugur
di matamu
Ruang dan waktu melepuh di telapak
tangan dan kakimu
Tapi aku tahu, ayahku. engkau akan terus berjalan
melewati batas-batas kenyataan
Berbaris pada sebuah jalan dan akan bertanya,
Tuan kapan aku akan sampai?
Seribu dingin dan sunyi telah kawin
di luar dirimu
Tubuhmu yang kaku, di luar waktu orang-orang
menunggu
Di bawah tanah di atas tanah senyummu merekah
di cakrawala
Abadi dalam kata hakiki dalam surga
Datanglah Kau Padaku
Rindu adalah jarak yang panjang
Yang hanya bisa dipangkas oleh pertemuan
Maka datanglah kau padaku
Ruang yang ada dalam rindu
ternyata amat rapuh
Ia bisa di tekuk dan bahkan di lipat
dalam saku
Jemputlah aku padamu
Waktu yang bergulir dalam ruang
dan rindu itu
Suatu hari akan berhenti lantaran jenuh
Bergegaslah kau padaku
Sajak-Sajak tentang Keinginan
Aku ingin menjadi burung hantu
Yang setiap malam hinggap di atas pohon yang
tumbuh di halaman rumahmu itu
Mengawasi gerak-gerik dalam tidurmu
Menenggelamkanmu dalam mimpi-mimpi buruk
tentangku
Aku ingin menjadi angin
Yang senantiasa menyentuh dan
meninabobokkanmu dengan sedu sedan desirku
Mencuci hidung dan tenggorokanmu
Mengobarkan api cintamu kepadaku
Aku ingin menjadi bulan
Yang tiap malam diam-diam lewat celah
dedaunan mencuri pandang ke arahmu
Menyelinap ke dalam kamarmu
Lalu pelan-perlahan merayap ke tubuhmu,
menepis dingin
Aku ingin menjadi baju
Yang mendekapmu dengan segenap ketulusannya
Menjagamu dari ribuan mata
Menjaga tubuhmu dari keganasan cahaya samsu
Aku ingin menjadi lampu
Yang tiap malam ngungun menatapmu
Memberi ruang bagi matamu
Untuk melihat segala sesuatu sebagai aku
Rujukan: