Do’arius – Stasiunes – Language – Brukoh
Do’arius
aku selalu belajar berdoa
semoga segala sesuatu dalam kepala
tidak terbuang sia-sia.
aku membayangkan ia adalah bahasa
berlarian dari pelosok desa hingga ke tengah kota
menangkap luka kemudian disesatkan ke dalam prosa.
aku sempat juga membayangkan ia adalah tokoh cerita
yang suka membaca sajak-sajak cinta seperti Pablo Neruda
sebagai saksi bahwa ia bagian dari makhluk gagal-tinggal di dunia.
Stasiunes
kenyataan dalam hidup hanyalah kematian
kematian adalah makhluk paling terkenal paling dikenal
padahal ia hidup hanya dengan satu pengetahuan;
”mencabut nyawa dari badan”
Language
jika sesuatu ketika bahasa mampu menjadikan kau bahagia
pasti di suatu ketika yang lain kau bakal dibuat sengsara;
”olehnya”
Brukoh
adalah ruang bermain
di mana sebuah siang diciptakan
sebuah kenang dinyalakan.
dari utara payudan mengucap salam
dari selatan tanodung memisah lautan.
aku pulang pada mereka
sebelum dan sesudah mengenal air mata
sewaktu musim hujan dan kemarau menjadi sama.
dari atas kepala matahari dinyalakan
dari dalam dada kerinduan dikobarkan.
setahun lamanya aku berpisah
menjemput nasib ke pulau entah
menunggangi kapal pasrah.
dari kalimat bismillah aku memulai
dari kalimat alhamdulillah aku mengenal sampai.