Menurut DPR – Menuju Gerbang Sekarat – Dengan Talqin – Dana Kampanye
Menurut DPR
tiga kelancungan kpk: satu, berani melakukan penyadapan;
dua, berani melakukan ott dan penyitaan; dan (tiga), berani
melakukan pv & melakukan penuntutan laku koruptif
(coba kalau kpk itu mau disuap. pasti itu sangat ok)
Menuju Gerbang Sekarat
meski ada kesaksian, meski ada bukti tak langsung: ia tetap yakin
kalau hukum buatan manusia itu tak berhak mengadili–karena itu
wajib dipertanyakan, harus digugat
”hanya hukum Allah yang benar,” katanya, sambil mengaku sakit–
dibuktikan dengan keterangan dokter. padahal sakit itu jalan
terdekat
ke arah sekarat, dan dengan pintu hukumullah yang tegas diketuk
Dengan Talqin
sebelum meninggal dan ditelisik hal: siapa Allahmu, apa agamamu,
siapa rasulmu, apa kirtabmu, dan seterusnya. si calon mati, di
dalam
sekarat, diajari menjawab, serta terus didoain agar lancar
menjawab
–mirip ketika ia akan menghadapi tes interview kerja
(apa ia bisa paham dan hapal bila sekarat itu sangat sakit?)
Dana Kampanye
memilih aku atau tak memilih aku: rakyat tetap harus disediakan
sembako, dana sewa sopund, konsumsi keamanan, dan bea
megol
biduan dangdut–dan ditutup dengan duit serangan fajar. melulu
buat menyenangkan konstituen, hingga aku harus berutang meski
digelari sang pemenang, serta diangkat wakil rakyat dan si kepala
daerah–yang (sebenarnya) tekor.
(dan apa salah menstabilkan dompet dengan fee dan korupsi? )