Lelaki Paruh Baya di Depan Pintu – Sampah di Tepi Trotoar – Kembang Mawar – Wayang Air
Lelaki Paruh Baya di Depan Pintu
pada setiap senja
menunggu malam di depan pintu
lelaki paruh baya berbaju putih
sendiri dalam sepi
sering kali malam tiba-tiba larut
lantas sebelum beranjak
dia memandang ke langit
senja berikutnya,
lelaki paruh baya di depan pintu
kembali menunggu malam hingga larut
dengan segelas air putih keruh berwarna
lantas beranjak lagi, memandang langit kembali
begitulah puluhan senja terhabiskan
lelaki paruh baya di depan pintu
tanpa kata tanpa suara
lantas, malam larut tertelan bersama gelas kosong
lelaki paruh baya di depan pintu
terbujur kaku
Sampah di Tepi Trotoar
sampah-sampah di trotoar
berserak
lalat-lalat bertebar
di depan toko
penjaja makan
gadis telanjang keluar
pintu kamar
mengamuk di tepi trotoar
mengais-ngais sampah,
memakan dan menelannya
lalat-lalat terbang
bingung
akan mencari makan di mana.
Kembang Mawar
Perempuan-perempuan bertangkai mawar
dalam penjara-penjara kamar
melingkar
Duri-duri hangat menusuk
pada lapisan sumsum-sumsum hasrat
bau-bau busuk,
tiap kelopaknya terikat
Kembang mawar tak bisa
menyapih dirinya dan sekawanan tangkainya
jika telah tertabur
di atas pusara-pusara hatinya
perempuan-perempuan bertangkai mawar
terdiam
melingkar
Vietnam Rose adalah julukan bagi perempuan Vietnam pada waktu perang. Mereka dianggap sebagai budak seks oleh tentara Amerika Serikat.
Wayang Air
jika
lakon-lakon
tenggelam
dalam air
dan
tarian api menghiasinya,
lantas,
ke mana mereka mencari cerita?