Hanya Aku – Surat Cinta – Sihir Perempuan Jelita – Senandung Perempuan Sunyi
Hanya Aku
Anak-anakku
Dengar dan resapi
Hanya aku
Ya hanya aku
Laki-laki yang setia
Menanggung semua
Jalan masa depanmu
Tak pernah aku mengeluh
Apalagi menyesali
beban dan tanggung jawab
Sebagai martir hidup
Anak-anakku
Catat dan abadikan
Hanya aku
Ya hanya aku
Laki-laki berkulit legam
Laki-laki bermata merah
Yang tak pernah dusta
Dan selalu ikhlas
Bertaruh nyawa sekalipun
Demi cinta dan kasih
Demi kemuliaan hidupmu
Surat Cinta
Kutulis selarik surat cinta
Bagi istri dan anak-anakku
Bukan lantaran untuk dipuji
Tapi karena hati dan jiwa
Laki-laki yang mawar
Tak pantas berpangku tangan
Tak pantas berkacak pinggang
Manakala menghadapi
Tangisan istri dan anak
Manakala udara hampa
Mengikat semua rasa
kutulis selarik surat cinta
Bagi istri dan anak-anakku
Bukan untuk membalut dusta
Tetapi sebagai kesaksian
Tak boleh dan tak pantas
Laki-laki melipat leher
Ketika istri merengek
Ketika anak tersedu-sedu
Bertanya tentang batas waktu
Tentang kodrat dan takdir
Sihir Perempuan Jelita
Barangkali hanya aku
Yang tahu dan paham
Siapa sesungguhnya
Perempuan jelita
Mengurai tipis rambut
Mengirim lembut suara
Menyihir puluhan lelaki
Dan menebar sejuta misteri
Dan aku pun bersaksi
Perempuan jelita
Menebar selarik senyum
Hendak sejenak berlabuh
Di hati dan jiwa siapa
Lenguh nafas menyisakan
Iba dan belas kasihan
Menjelma dalam cinta
Senandung Perempuan Sunyi
Perempuan sunyi berlayar
Dengan perahu kertas
Kening berpeluh menahan
Kencang tiupan angin
Tatap mata menebar syahdu
Memenuhi seputaran udara
Tutur kata sangat bersahaja
Mencerminkan kemuliaan
Perempuan sunyi bersenandung
Lembut bagai mengetuk pintu
Mengirim salam menawarkan
Kisah yang berderet-deret
Nyaris serupa pendulum doa
Berkisah tentang batas waktu
Mempersaksi catatan cinta
Yang tak pernah terputus