Jalan Diri – Bopeng – Kagum – Kambing Hitam – Peringatan – Pesan Terakhir
Jalan Diri
aku akan mencarimu
sampai celah batu dan kayu
tanah rumah menunggu
hingga matahari dibelakangi bumi
meretas usia: sembada genging salira
aku akan terus mencarimu
sampai benar-benar menjumpaimu
bersalam sambil menatap wajahmu
tanpa keliru mengeja namamu
: sutardi harjosudarmo
Bopeng
sampai tanjakan kedua
tikungan ketiga
engkau memilih berbelok
mencari muka karena
malu kehilangan muka
kemudian ke utara
membuang muka
dengan bopeng-bopengnya
astaga!
Kagum
kapan aku
berdecak kagum
walau engkau
sering terkagum-kagum
terhadap benda yang kaukagumi
sampai engkau sendiri
pantas dikagumi
saat meniti seutas tali
dengan langkah
mengagumkan indah sekali
Kambing Hitam
kambing hitam kambing putihku
rumput gajah, gerumbul ilalang
ladang sebelah mencuri pandang
semakin nanar di luar kandang
ia menjadi liar
sejak kabar tersiar
tatkala tersudut balik menampar
dengan pinjaman tangan
memindah memar
di pipi korban
Peringatan
apakah masih ingat
ketika teringat masa lalu
yang mengingatkan sahabatmu
saat diingatkan tentang hari ini
lalu engkau memperingatkan
yang akan datang
atau justru lupa ingatan
mabuk dataran lupa daratan
tentang sebuah peringatan?
Pesan Terakhir
masih saja seperti kemarin
tak ada yang tercatat
dalam ingatanmu
secepat Januari yang lewat
tak ada secangkir kopi
atau sepotong roti
juga asap yang mengepulkan puisi
apakah dirimu masih bergelantungan
pada jalur-jalur kawat?
sediam kelelawar, tiada mendengar
tiang listrik yang dipukul
isyarat berkumpul
dunia lampau masih kemilau
aku tak tahu, bagaimana membayangkan
dirimu berkemas, meninggalkan sorot tajam
dari seseorang yang bukan kekasihmu