Rakyat – Metamorfosa – Tentang Kota yang Tak Mengeluh – Bukit Gombel Malam Hari
Rakyat
Rakyat adalah lahan jarahan
Politikus busuk pemuja kekuasaan
Hingga tak sedikit pun sungkan
Menelan nanah meludah sembarangan
Rakyat adalah medan garapan
Insan pilihan pejuang kemanusiaan
Meskipun masih terbuka kemungkinan
Munculnya para penikmat petualangan
Yang melihat peluang menjadÔ pahlawan
Rakyat adalah umat dalam kerumunan
Tempat para pengkhotbah keagamaan
Menawarkan pedoman alam masa depan
Hingga Tuhan pun bisa diatasnamakan
Agar tujuan duniawi yang disembunyikan
Terlihat suci dengan bungkus penyamaran
Rakyat adalah tangga pijakan
Orang-orang hitam bertopeng pulasan
Yang menghalalkan cara mencapai tujuan
Kebodohan mungkin saja dikekalkan
Agar siasat memperalat bisa tetap jalan
Kepatuhan diteriakkan sebagai kebajikan
Agar penyimpangan tak terusik dimasalahkan
Rakyat adalah denyut hidup berselimut ketentera-
man
Yang sering diusik niat buruk beragam kepentingan
Metamorfosa
Rasanya sulit merengkuh pesona indah kupu-kupu
Ketika menjadi ulat pun banyak laku menyintas
rambu
Tentu ada waktunya berhening dalam sunyi kepom-
pong
Menemukan hakikat di ruang dan waktu kosong
Dunia terperas dalam geram derita medan laga
Bertubi-tubi tantangan silih berganti tak berjeda
Mencoba-coba peran dengan kostum berbeda
Sebelum menemukan ayun langkah seharusnya
Tentang Kota yang Tak Mengeluh
Kita dengarkan denyut kota-kota
Yang terengah oleh beban usia
Derap kaki warga yang sigap berebu
Menghindari sergapan pikiran kalut
Setiap kali ada umpatan berhamburan
Luapan rasa kecewa luka kehidupan
Dan kota-kota pun makin letih tertatih
Ingin tetap tumbuh dengan sedikit rintih
Bukit Gombel Malam Hari
Berapa banyak warna yang pantas kita pilih
Untuk melukis kilau pesona lampu merkuri
Penghias wajah kota yang menahan letih
Kenangan indah masa kecil tinggal cerita lama
Segala hal berganti dengan bersaput warna beda
Tumbuh dan tumbang beriringan mengisi kehidup-
an