Jika Aku Layang-layang
Jika Aku Layang-layang
jika aku layang-layang
mungkin aku sedang terbang, mengawang, menawan
terbang bukan sebagai kumbang sebab aku terbang
hanya melalui benang, angin kemarau, serta langit lapang
bukan terbang melalui sayap sekaligus napas. bukan
aku hanyalah mainan
yang terbuat dari mambu caruk, kertas minyak
yang dijilid sesuai ukuran. mainan yang terbang melalui
benang, angin kemarau, serta langit lapang. terbang dikendalikan
tangan bukan keinginan apalagi tuhan. bukan
aku hanya terbang
Sebagaimana harapan memasung keinginan
sebagaimana kesendirian mengimankan aku pada kesunyian
sebagaimana pikiran memamerkan dunia dalam bayang-bayang
begitulah layang-layang, terbang, mengawang,
Menawan di ingatanku, sementara di hadapanku:
anak-anak begitu girang sebab telah begitu
pandai menjadikan aku sebagai mainan
Menggali Tubuhmu
menggali tubuhmu
seperti menggali sumur
di tengah lautan, aku tenggelam
sejak penggalian pertama baru dimulai
Doa Akhir Pekan
tuhan, lindungi aku dari serangan kesepian
sebab ia lebih berbahaya daripada setan
Sengat Ibrahim. Aktif di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY). Lahir di Sumenep Madura 22 Mei 1997.
[1] Disalin dari karya Sengat Ibrahim
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Minggu Pagi” edisi Minggu Pertama September 2018