Saksi – Wajah Senja
Saksi
:Kepada pencari caya
Geriap angin memangku doa
Sekerat senja dan seringkih rel jadi saksi
Seorang pemuda mencangkuli harap
Peluhnya basahi sukma
Menerjemahkan waktu jadi titian caya
Di ladang zikir sunyi yang memapahnya
Langkahnya jadi sepecut mimpi
Untuk bagian jantung-jantungnya
Bandung, 1 September 2018
Wajah Senja
Ada mimpi yang menggumpal
Di landai matamu
Melayang bersama liuk angin
Menjadi gugusan awan harap
Di rona pipi senja kali ini
Tasikmalaya, 28 Juli 2018
Kepada Dirimu
: Untuk Putri Anisa
Zikirku mengalir deras
menguyupkan doa-doa
kepada dirimu di hilir sepertiga malam
melangitkan harap
menggugurkan gigil sunyi
sebab dirimu
telah termaktub di eloknya waktu
kala semesta bertakbir
di tepi sujud sajadah tiga dekade
embus napasku
Bandung, 15 Juni 2018
Kepada Ibunda
Saat purnama tiba
Raut wajah itu berkelebatan
Di dalam kandil sukmaku yang lindap
Yang bertasbih pada sulur-sulur doa
Membuka tingkap rindu
Dan memapah harap yang rida
Air mataku menangis
Sementara ragamu raib ditelan bumi
Bandung, 25 April 2018
Turnolov
Sang dewi malam belah
Dan jatuh di pelupuk netra kekasih
Cihampelas, 16 September 2018
Katarsis
/1/
Di antara gurat dan pekat malam
kau menjelmajadi denting-denting sunyi
di balik kerlip kandil
yang tak pernah padam itu
/2/
Kau suguh bongkahan memori
di kala aku berjalan di sudut waktu
memakai kemeja putih polos
berkancing hangatmu
/3/
Kesabaranmu pertanda langit
yang ikhlas mengungkung hujan
doa-doamu kini mengental di samudra nadiku
/4/
Tanpamu aku seumpama perahu
yang berlayar tanpa arah
/5/
Ayah
Majalaya, 17 Oktober 2018
– Adytia Nugraha lahir di Bandung, 15 Juni 1989. Alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia (2012) ini menerbitkan buku puisi tunggal Puisi dan Intuisi (2018). (28)
[1] Disalin dari karya Adytia Nugraha
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Suara Merdeka” Minggu 230 Desember 2018