DALAM “Mimpi Kecil Tita” Simbah hanya punya satu keinginan: berkurban kambing saat Iduladha.
“Memangnya punya duit, Mbah?” tanya Tita.
“Tidak. Namanya juga keinginan, bisa saja terwujud bisa saja tidak.”
“Punya keinginan kok aneh-aneh tah, Mbah,” sungut Tita.
***
Tita adalah bocah kelas 5 SD saat pindah ke Desa Jatiwangi di Kulon Progo. Ia tinggal berdua bersama simbahnya. Tita seorang anak yatim piatu. Bapaknya meninggal dunia karena kecelakaan kerja saat masih di Jakarta. Emaknya meninggal dunia karena stres tak kuat menahan kesedihan.
“Bagaimana rasanya tinggal di desa? Hidup bersama Simbah? Bila Jakarta saat ini bernuansa kesedihan, apakah Kulon Progo akan ganti memberi mereka kebahagiaan?” (Hal. 4)
Apakah Kulon Progo memberikan kebahagiaan? Entahlah, sepertinya kok enggak, ya. Atau lebih tepatnya, kebahagiaan itu tak datang dengan segera. Bocah sekecil Tita harus mengalami masalah bertubi-tubi sebelum akhirnya ia mendapatkan kebahagiaan dengan makna yang sebenarn-benarnya.
Saat kelas 6 SD, Tita mendapat tugas wajib dari sekolah, yakni mengumpulkan iuran uang untuk berkurban bersama-sama. Tita menyaksikan sendiri bagaimana simbah bekerja keras mengumpulkan uang untuk iuran. Hingga akhirnya uang itu terkumpul dan Tita teledor.
Uang iuran kambing hanyut dibawa aliran air sungai!
Tita terpaksa berbohong dan fatal akibatnya.
“Kehidupan ini akan terus berjalan bagaimana pun keadaanmu. Kamu bersedih atau sedang merasa gembira, matahari tetap akan terbit dari timur dan tenggelam di barat. Segala sesuatunya sudah ditetapkan; menyenangkan atau tidak, baik atau buruk. Tugas manusia hanyalah menjalani hidup sebaik-baiknya.” (Hal. 18)

Tahun demi tahun berlalu. Setiap kali hari raya Iduladha tiba, ia selalu punya rasa nyeri di dada. Ada ketakutan dan semacam pengalaman tidak menyenangkan yang menjadikan hari rayanya tidak enak.
Saat Tita SMP, tiba-tiba Simbah Ti mengutarakan keinginannya untuk… berkurban kambing saat hari raya Iduladha. Tidak, tidak kok. Simbah tidak sedang meminta bantuan Tita untuk mengusahan kambing untuknya. Simbah hanya bercerita dan itu membuat Tita senewen.
Dengan penjelasan dari Doni, salah seorang teman yang sudah dianggap kakak sendiri, Tita mengerti dan pada akhirnya ingin mewujudkan keinginan simbah.
“Simbah sudah tua dan sedang ingin beribadah dengan lebih, kenapa tidak dibantu?”
Doni membantu Tita mencari kerja. Tita mengumpulkan melinjo dan enceng gondok untuk ditukar menjadi duit. Ia juga merawat kambing milik Pak Kaji. Berita baiknya, Pak Kaji ‘memberikan’ kambing satu lagi untuk di-gadhuh Tita. Tita bekerja dengan tekun dan riang.
Hari raya Iduladha hampir tiba. Tita berhasil menebus kambing gadhuh-nya. Ia sudah punya kambing untuk dikurbankan atas nama simbah. Hingga keesokan harinya…
Kambing itu mati karena keracunan saat makan rumput yang kena pestisida.
Well,
“Tidak ada yang perlu disesali dalam hidup kita, Nduk. Baik atau buruk, lebih atau kurang, bahagia dan juga derita harus kita terima dengan lapang dada. Bersabar sambil terus tekun bekerja akan jauh lebih baik ketimbang hanya mengeluh tanpa bertindak apa-apa.” (Hal.32)
Kesedihan bertubi-tubi selalu dialami Tita. Bagaimana ia bersusah payah mencoba bangkit dan kembali berdiri tegak benar-benar membuat merinding dan…. mewek. 🙁
Aku enggak bersedih karena ditinggalkan kawan-kawan, bisik Tita di dalam hati kepada dirinya sendiri. Temanku sudah banyak; after 6 months of dating what to expect, simbahku sendiri, Mas Doni, walang di sawah, cacing kluget-kluget di lumpur, kadang kucungkili untuk dikumpulkan sebagai umpan mancing Lik Parto, dan masih banyak yang lain. (Hal. 108)
Terlebih saat ia bersama Doni bersepeda menembus malam demi mencari kambing untuk Simbah. Besok adalah hari perayaan Iduladha. Dan, Doni berkeringat memboncengkan Tita sembari mengayuh sepeda mencari seekor kambing.
Adegan paling nggrantes adalah saat mereka yang berpeluh dan cemas tak dapat menpunemukan kambing yang tersisa untuk dibeli, berpapasan dengan sekelompok anak desa yang takbiran dengan membawa obor.
Suasana desa dan sekitar lereng Menoreh digambarkan dengan apik dan begitu melengkapi cerita. Novel Mimpi Kecil Tita sayang untuk dilewatkan. Harus banget dibaca. Dan, endingnya… bikin menangis.
Bersyukurlah, tetap sabar, dan berlatih untuk terus-menerus ikhlas dalam menerima takdir, dengan pantang menyerah untuk mewujudkan impian.
GIVEAWAY NOVEL MIMPI KECIL TITA
Mimin punya dua eksemplar novel Mimpi Kecil Tita untuk Sobat KlipingSastra yang beruntung. Mauu…?
Begini cara mendapatkannya:
- Sobat KlipingSastra memiliki alamat pengiriman di Indonesia.
- Follow media sosial ini: twitter hookup verification id, best online dating for lesbians, dan @BukuRepublika.
- Share info GA (giveaway) ini dengan mention ketiga akun di atas serta tagar #MimpiKecilTita.
- Jawab pertanyaan di kolom komentar dengan format nama, akun twitter, link share, kota tempat tinggal, dan jawabanmu.
- Pertanyaannya adalah:
Jika Sobat KlipingSastra menjadi Tita;hanya punya sedikit uang padahal ingin membeli kambing untuk berkurban Iduladha,apa yang akan dilakukan Sobat kemudian?Bekerja? Minta duit pada Om dan Tante? Atauu…?
- Jawab pertanyaan sekreatif mungkin.
- Share juga jawaban di twitter (boleh lebih dari satu twit) dengan tagar #MimpiKecilTita.
- Giveaway berlangsung mulai tanggal 7 – 13 Juni 2017.
Selamat mengikuti dan semoga beruntung, Sobat KlipingSastra…!
kalau sha jadi tita, akan buka jastip untuk belanja apa saja, belanja ke pasar, ke mall, bantu fotocopy, mengantri dll dan hasilnya dikumpulin buat beli kambing 🙂
twitter @ishavanisa
ikutan
Kalo aku jadi tita aku akan ngajak saudara” aku buat berkurban contoh harga kambing 1,3juta nah aku ajak saudara aku minimal 5 orang nah dengan begitu masing”orang cuma nyumbang 260rbu. mudah kan?
Kalau ga aku ke panitia jasa Qurban, dengan begitu aku bisa nyicil setiap harinya buat bayar qurban. kalau ga bisa dua”nya baru aku nyari kerja.
ilah
@ilah_official
link : https://mobile.twitter.com/ilah_official/status/872383176836091904?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C5256360432
Ahda Ikrima
@ahda_ikrima
https://twitter.com/ahda_ikrima/status/872724112749101058
Padangpanjang, Sumbar.
Jawaban :
Jika aku menjadi Tita, maka aku akan pergi menemui pak Haji di RT terlebih dahulu, menceritakan mimpi untuk berkurban… kemudian coba cari kerjaan bantu-bantu yang bisa menghasilkan duit setiap harinya.
Nama: Marlia Alvionita
Akun twitter: @marlialvi
Link share: https://twitter.com/marlialvi/status/872732793796677632
Domisili: Bandarlampung, Lampung
Jawaban: Aku akan beritahu Pak Haji bahwa aku butuh uang secepatnya untuk membeli kambing buat Simbah. Pekerjaan apapun akan kulakukan, namun pembayaran dilakukan di awal. Karena seperti gambaran cerita di atas, semakin sulit mendapat hewan jika waktu hari raya semakin dekat. Meminta pertolongan dari orang dewasa yg lebih mampu bukanlah sebuah bentuk pengemisan. Mengemis dilakukan jika hanya meminta namun tidak ada timbal balik kerja. Sedang aku, akan berjanji kian giat mengurusk kambing-kambing Pak Haji dan membersihkan rumah serta lingkungan masjid jika diperlukan.
Nama : Yohana
t :@mrssiallagan
Link share : https://twitter.com/MrsSiallagan/status/872976458498449408
Domisili : Samosir
Jawaban : Punya pemikiran beli kambing untuk berkurban itu memang luar biasa. Namun, sebagai anak remaja, tentu dana menjadi masalah utama. hmmm, kalau aku menjadi Tita, aku sama sekali punya pilihan seperti yang dituliskan diatas. Minta duit dari keluarga, No! aku putuskan untuk mencari uangnya sendiri dengan usaha aku misalnya, jualan makanan/gorengan, minuman. Jualan keliling juga bisa menjadi alternatif menambah pendapatan. Kalau boleh, curhat sama teman, supaya dibantuin jualan setidaknya promosi lah. Nah, kalau tiap hari jualan pasti untukng tuh dan bisa beli kambing 🙂
Nama : Maleya Aldila
Akun Twitter : @MaleyaAldila
Link share : https://twitter.com/MaleyaAldila/status/874143008542736385
Kota tempat tinggal : Jakarta Timur
Jawaban :
Kalau aku jadi Tita, aku bakal berjualan, mungkin berjualan prakarya,
juga mencari kerjaan sambilan yang nggak terlalu berat, tapi bayarannya
sesuai dengan pekerjaannya. atau mungkin juga mencoba lomba
yang sesuai dengan kemampuanku, dan hadiahnya uang tunai.
Juga cari-cari referensi gimana caranya, anak seumuranku ini
bisa ngumpulin uang untuk membeli kambing dengan cara yang
halal
nama: nia amanda
twitter : @triniaamandaa
link share : https://twitter.com/triniaamandaa/status/874195472973414400
domisili: denpasar, bali
Jawaban:
Hal yg aku lakukan kalau aku jadi Tita adalah bekerja keras dan rajin nabung. jika aku bertekad sejak kecil buat beli kambing aku harus nabung untuk bertahun tahun dan untuk mendapatkan sesuatu itu harus dilandasin kerja keras dan pantang nyerah, right? aku pengen beli sesuatu itu ga juga harus minta sama bapak/ibu/orang2 di sekitar. biasakan dari kecil kita beli barang yg seandainya masih bisa kita beli pake uang kita sendiri (itukebanggaan sendiri buat aku). jadi kalau ‘nanti’ km ditinggal ortu km sudah bisa terlatih mandiri untuk mencari uang dan membeli pake uang sendiri.
yg kedua, selalu lah berbuat baik, karena setiap kebaikan pasti mendapatkan balasan yg baik juga. siapa tahu keberuntungan memihak kpd ku dan tiba2 sebuah keajaiban, aku dapet kambing dari pak haji atau org2 yg sudah aku perlakukan dgn baik hehee.
Eyis Xandrie
@RizAnNie88
https://twitter.com/RizAnNie88/status/874524753322622976
Kota Batu Jatim
Kalau aq jadi Tita yg aq lakukan yaitu bekerja dengan penuh semangat, bersungguh”, menabung dan pastinya berdoa.
Seperti yg dijelaskan pada QS. At Thalaq ayat 3 ygberbunyi “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Niat yg baik pasti akan selalu didukung oleh Allah SWT. Dan untuk mewujudkan niat baik itu pastinya diperlukan kesungguhan, usaha dan doa yg tak pernah putus.
Nama: Leny
Akun twitter: @Lynlainy17
Link share: https://mobile.twitter.com/Lynlainy17/status/874650290720473088
Kota tempat tinggal: Rantau, Kalimantan Selatan
Jawaban: Bekerja dan berdoa. Aku akan bekerja apa aja yang penting
halal untuk menambah uang agar bisa membeli kambing. Aku juga akan
selalu berdoa, karena bekerja saja tanpa doa hasilnya pasti kurang
memuaskan dan maksimal. Jadi aku akan melakukan keduanya secara
bersamaan agar hasil yang kuperoleh memuaskan, maksimal, dan juga
berkah.
Nama: Rina Fitri
Twitter: @Rinafiitri
Link Share:
https://twitter.com/Rinafiitri/status/874661990165225473
Kota tinggal: Banda Aceh
Kalau aku jadi Tita, aku akan berusaha mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membeli kurban. Salah satunya yaitu dengan cara membuat hasil kerajinan tangan, misalnya gantungan dan sarung kotak tisu dari kain flanel, serta bunga dari origami. Barang2 tersebut tidak terlalu membutuhkan modal yang besar, dan cara pembuatannya juga mudah. Nanti barang2 kriya tersebut akan kujual baik itu di sekolah atau di tempat2 lainnya.
Selain itu jangan lupa berdoa kepada Allah, agar niat untuk membeli kurban dilancarkan. Aku percaya niat yang baik pasti akan diberi jalan. Karena segala sesuatu itu berawal dari niat.
Yang penting, jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal (D.U.I.T)